ADAM

by - June 03, 2016


Hari Kamis tanggal 26 Mei kemarin adalah hari bersejarah bagi keluarga gue. Terutama bagi adik gue, Adam. Di hari itu, ia harus merelakan ujung  tititnya dipotong oleh dokter.








Iya. Hari itu, Adam disunat.



Sore sekitar pukul empat saat gue berada di kantor, hp gue berdering. Nama Ibu tertera di layar hp gue. Gue pun langsung mengangkat panggilan itu.

 ‘’ Adam disunat jam lima, Lan. ‘’

‘’….’’

‘’ Rencananya kan tadi pagi Adam disunat, tapi pak mantrinya bilang sore aja, soalnya pagi tadi pak mantrinya nggak bisa. ‘’

‘’….’’

‘’ Koe mau liat, Lan? ‘’

Gue hening dengan waktu yang cukup lama.

Ya Allah, ini mau liat kangen band atau mau liat Adam disunat sih? Pake ditawarin mau liat-mau liat segala. Yaa gue MAU LAH.
Kapan lagi coba gue bisa menyaksikan adegan terkejam sepanjang sejarah hidup gue. 

 ‘’ Yaudah iya, Bu. Jam lima kan? ‘’

‘’ Iya, Lan. Bawa kamera hp ya. Nanti kita video.‘’

Tuh kan bener. Kayaknya Ibu nyuruh gue videoin kangen band pas nyanyi Yolanda nih. Pasti.

Sepulang kerja, gue langsung meluncur menuju alamat rumah sakit yang Ibu beritahu sebelumnya. Tepat ketika gue memarkirkan motor di sana, gue melihat seorang anak turun dari mobil dengan tampang kusutnya. Alisnya mengkerut. Mungkin dia lupa untuk menggunakan yang anti kerut, anti bocor, charm body fit.
Anak lelaki itu celingukan menoleh ke kanan dan ke kiri. Kayak mau nyebrang. Padahal posisinya sedang berdiri di parkiran rumah sakit yang terlihat sepi. Gue melepas helm lalu menghampirinya.

‘’ ADAM!! ‘’

Adam menoleh ke arah gue, sang kakak yang memiliki budi pekerti luhur. Adam mengernyitkan dahinya dan memasang muka jijik saat gue menghampirinya. Gue biasa aja sih. Udah sering digituin soalnya. Lebih tepatnya gue memang menjijikan.
Sambil menunggu dokternya datang, kami berlima duduk rapi di ruang tunggu. Gue yang ketika itu duduk di samping Adam mendapatkan sebuah pertanyaan dari bocah kecil itu.
‘’ Wam, nanti enggak sakit kan pas disunat? ‘’

 ‘’ Ya enggaklah. HAHAAA. Nggak bakal sakit. Adam tenang aja ya. ‘’

‘’ Sakitnya sedikit kan, Wam? ‘’

‘’ Iya. Dikiiiiiiiiiiitt banget… ‘’

Adam senyum-senyum sambil menggoyangkan kakinya yang menggantung di bangku. Tepat jam setengah enam lewat beberapa menit, Adam dipanggil masuk ke dalam ruangan. Sayang seribu sayang, kalo nggak sayang ya nggak usah bilang sayang, yang diperbolehkan masuk oleh si perawat hanya Ibu, Ayah dan Adam, si pasien. Sementara gue dan Nova harus menunggu di ruang tunggu dengan penuh kecemasan dan rasa khawatir.
Cemas kalo nanti tititnya jadi rata. Kan kasian. Masa depannya terancam punah.



Satu menit…




Dua menit….




Tiga menit…...




Empat menit..…..





HUUUUUWAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA. HUWAAAAAAAAAAAAAA



Gue dan Nova saling berpandangan dan tanpa dikomando, tawa kami pecah begitu saja. Kakak macam apa kami berdua. Tertawa diatas penderitaan titit yang terpotong.
Gue dan Nova kemudian diam dan kembali mendengarkan suara jeritan dari ruangan yang ada di sebelah kami.

‘’ Jangan suntik lagi dokter. HUWAAAAAAAAA ‘’

Gue dan Nova kembali tertawa. Asli. Hari itu gue bener-bener sakit perut karena kebanyakan tertawa. Gue masih nggak nyangka, Adam yang selama ini sok jagoan di rumah karena merasa anak laki-laki satu-satunya ternyata bisa nangis saat disunat.


‘’ DOKTEERR JANGAN PEGANG JARUM DOKTEEEERRR HUWAAAAAAA ‘’

Untung aja Dokternya nggak jawab, ‘’ Trus saya harus pegang apa dong? ‘’
Yang kemudian dijawab kembali oleh Adam, ‘’ Berpeganglah pada keimanan dan ketaqwaan, Dokter. ‘’


MASYAALLAH.


Trus Adam nggak jadi sunat. Dokternya langsung umroh.



Proses sunat kembali dilanjutkan dengan khidmat. Sampai akhirnya…

‘’ DOKTEERRR BENANGNYA PANJANG-PANJANG DOKTEEERRR.. ‘’

Sumpah. Gue kalo jadi dokternya, rasanya gue pengen berbisik ke telinga Adam, ‘’ Nak, ini saya mau nyunat. Bukan mau bikin layangan. ‘’

Setelah setengah jam berlalu dan proses pemotongan titit Adam selesai, pintu ruangan perlahan terbuka. Adam berjalan keluar dengan dibimbing Ibu dan Ayah dikedua sisinya. Lagi dan lagi gue ngakak nggak karuan. Sarung dengan warna pink menjulur indah membalut tubuh Adam dengan ujung sarung yang diikatkan pada lehernya.


Sarungnya kenapa mesti warna pink sih? Elaah.


Gaes, ini jelas-jelas telah menjatuhkan kejantanan seorang Adam yang ketika itu baru saja selesai sunat. Cuma lelaki sejatilah yang berani disunat, tapi kenapa kain sarungnya mesti warna pink. Ya Allah.
Ketika Adam telah masuk ke mobil dengan digendong Ibu, gue hanya melambai-lambai penuh bahagia ke arahnya. Setelah mobil menghilang di belokan, gue tidak langsung pulang ke rumah. Tujuan gue adalah mengabulkan permintaan Adam yang sudah lama ia minta dengan ucapan ‘kalo Adam disunat…’, dan hari ini gue harus mengabulkan permintaannya.
Adam minta dibelikan psp.

Ini permintaannya nggak asik banget. Kalo disunat, minta dibelikan psp. Gue kalo jadi Adam, trus disunat, gue bakal minta nama gue tercantum di surat tanah dan kepemilikan rumah ini. Ntaps!

Dasar anak nggak tau diri!

Sesampainya di rumah, gue langsung memberikan psp kepada Adam. Dan gaes, mata gue melihat banyak sekali makanan yang berada tepat di dekat kepala Adam. Di sana tergeletak makanan seperti, roti, susu beberapa kotak, energen satu renteng, cokelat, dan berbagai jenis cemilan lainnya yang banyak banget anjir.

Ini emak gue mau buka lapak jualan atau mau ngadain sahur on the road sih?

Terlepas dari memperhatikan berbagai cemilan yang menggoda nafsu itu, gue beralih untuk melihat ada apa dibalik sarung pink milik Adam. Ini kalo gue jadiin film, pasti judulnya AADSPMA. Film AADC 2 mah lewat.
Setelah Adam menyibak sarung pink imutnya, kali ini gue melihat sesuatu yang tak kalah imut. Iya, titit Adam dengan keadaan diperban terpampang indah penuh pesona.
Satu hal yang terbesit di pikiran gue,

‘’ Kok jadi kecil? ‘’

Perbannya.

Hari itu, untuk yang pertama kalinya gue melihat kondisi titit setelah disunat. Pengetahuan gue bertambah satu. Pengetahuan tentang titit.


***

Hari-hari berikutnya, rumah gue mulai berdatangan para tetangga, teman Ayah dan teman Ibu.
Untuk apa mereka datang? Yak benar.
 Untuk melihat titit Adam. Kalo kalian mengira Adam akan seperti anak-anak lain sehabis sunat pada umumnya yang menggunakan sarung, perkiraan itu tidak akan kalian temukan pada Adam. Dari hari pertama di rumah setelah sunat sampai gue mengetik tulisan ini, Adam tidak pernah menggunakan sarung untuk menutup titittnya.

Dan jelas sekali, saat orang-orang berdatangan untuk menjenguk Adam yang habis sunat, Adam dengan rasa bahagianya akan menyambut para tamu dengan keadaan terbaring di kasur dan titit yang terpampang penuh kharisma.
Setiap hari ada saja temen Ayah ataupun Ibu yang sengaja berkunjung ke rumah demi menonton titit Adam. Sebagai mahasiswi ekonomi, gue melihat ini sebagai peluang bisnis. Gue punya rencana, nanti gue bakal bikin spanduk dan brosur serta tiket masuk untuk menonton titit Adam. Satu tiket dijual dengan harga 25K. Sedangkan untuk kursi VIP dengan harga 85K sudah termasuk makan siang, tanda tangan dan foto dengan pemilik titit. Yang minat PING!

Percayalah, gue melakukan ini semua demi mengembalikan uang gue yang sudah melayang untuk membelikan psp kepada Adam.


Bukan, bukan gue nggak ikhlas. Masalahnya adalah, KENAPA ADAM SUNAT DI AKHIR BULAN SIHH ELAAAH

Gue akhir bulan aja udah setengah mati mikirin duit yang semakin tipis. Gue ngeluarin duit seribu untuk bayar parkir aja harus diiringi derai air mata dulu karena mengingat uang seribu itu sangat berarti di akhir bulan bagi gue. Lah ini Adam malah sunat di akhir bulan.

Ya Allah.

Tapi ndak papa. Aku ikhlas. Ini semua demi titit Adam. Demi masa depan nan gemilang Adam. Demi anak cucunya nanti. Aku ikhlas.


***

Saat beberapa teman Ayah dan Ibu datang menjenguk Adam ke rumah, temen Ibu berkata, ‘’ Laki-laki sama perempuan adil ya, Bu. Laki-laki sakitnya di waktu sunat, sementara perempuan sakitnya di waktu melahirkan. ‘’

Spontan gue menjawab, ‘’ Tapi perempuan kan melahirkan berkali-kali. Nggak ada laki-laki yang sunatnya berkali-kali. ‘’

Teman Ibu langsung diam dan manggut-manggut. Dalam hatinya, ‘’ Bgst juga nih anak! ‘’


***
Dan setiap kali ada tamu yang datang ke rumah, Adam selalu mendapatkan selipan uang di tangannya dengan ucapan yang rata-rata sama, ‘’ Nih buat Adam, untuk beli permen. ‘’ atau ‘’ Nih buat Adam, untuk beli jajan. ‘’


((BELI PERMEN))
Ya lu pikir aje beli permen sebanyak itu. Ntar tititnya sembuh, giginya yang mendadak sakit.

Hampir setiap malam Adam mendapatkan selipan uang ditangannya dari temen-temen Ibu juga Ayah. Bener-bener mendadak jadi kaya nih bocah. Gue nggak bisa bayangin kalo minggu depan tau-tau Adam udah bangun kos-kosan di belakang rumah.

Asli. Enak bener idupnya.
Yang gue takutkan, dengan uang yang banyak, Adam bakal jadi rentenir. Trus malak-malakin orang ke rumah-rumah. Nagih utang. Penampilannya kece. Necis abis. Pake jas, pake dasi, kacamata item, tapi belom bisa pake celana. Soalnya tititnya belum kering. Kan habis disunat.
Tapi…


RENTENIR MACAM APA ITU!

Oke. Lupakan.


Setelah menemani Adam sunat dan melihat ‘after dan before’nya, gue bisa mengambil kesimpulan dari hal itu.


Kesimpulannya adalah :

‘’ MAU KAYA? AYO SUNAT! ‘’


‘’ SUNAT PANGKAL KAYA ‘’







You May Also Like

47 comments

  1. Hahahha ooh jadi adekmu ada dua ya lan..
    Aku juga punya ade kelas 1 SD tiap ditawarin sunat dia selalu bilangnya. " Nanti aja kalo aku udah kuliah, gak papa kan?"
    Gakpapa gundulmu!!

    Adekku trauma karna nonton prosesi sunat sepupunya. :'')
    Hahahah Adam kocak banget gak mau pake sarung, kalo sodaraku malah langsung pake celana, maen bola sambil meregangkan celana di bagian selangkangan. :'')
    Kata orang yang udah pernah, sunat itu sakit bukan pas di sunatnya, tapi pas udah sirumah, terus kebelet pipis. Ya Allah itu tragedi yang berat sekali."katanya"

    Selamat menempuh bentuk baru Adam, cepet sembuh, cepet pake celana, semoga jadi anak yang sholeh dan membanggakan keluarga. :')

    ReplyDelete
    Replies
    1. Aduh, itu sunat pas kuliah gimana? Pusing di-bully dan ditodong skripsi, kan kacau. Buahaha.

      Delete
    2. Iya, Dibah. Bhahahaha sunat pas udah kuliah. Royyan memang antimainstream yaa

      Oh jadi adek kamu lihat prosesi sunat sepupunya ya? Pantes aja jadi trauma gitu.
      Main bola sambil meregangkan selangkangan. Wkwkwkw
      Nah iya, air pipisnya kadang netes kena ke bagian jahitan itu.

      Amin. Tengkiyuu qaqa Dibaaah~

      Delete
  2. Endingnyaaaaaaa!!!!! Sunat pangkal kaya. Hahahahaha.

    Sumpah aku ngakak guling-guling baca ini, Lan. Kamu sama Nova jahap juga ngetawain Adam yang lagi teriak kesakitan. Tapi kamu so sweet, beliin PSP buat Adam. Uuh. Kamu murah. Murah hati maksudnya :D

    AKU MAU DONG TIKET VIP-NYA. Tapi fotonya maunya sama tititnya Adam yang penuh kharisma itu, Lan. Boleh? Huahahaha. *ditabok Wulan*

    Mau doain Adam juga aaah. Moga cepat sembuh ya, Adam. Eh tapi kayaknya Adam udah ngerasa sembuh deh. Karena dapat banyak uang buat beli permen. Jadi doanya, semoga titit di masa depannya nanti kayak tititnya Adam Levine. Nggak tau deh tititnya kayak gimana. Kayak benangnya si dokter itu kali. Panjang. Aah nggak tau. Pokoknya kayak tititnya Adam Levine aja. Huahahahahah.

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hamsyong gue baca komen ini. Hahahaha.

      Lihat punya yang lain nggak mau nih?
      Hahahahaha.

      Gue available.

      Doa macam apa itu.
      Bikin Wulan jadi doyan.

      Delete
    2. Mana? Manaaaa? Sini lihat. Tititnya tapi dibehain pake beha merk Sorella ya, Dar. Huahahaha.

      Delete
    3. Huahahahaa kamu mau tiket VIPnya, Cha? Buat kamu mah gratis hahahaa

      Ichaaa kamu tau dr mana titit Adam Levine panjang yawlaaaaa

      Delete
    4. DARMA PROMOSIIN TITITNYA

      YA ALLAH

      Delete
    5. Promosiin titit??? wak waow

      Delete
    6. @icha beneran mau liat titit?

      Delete
  3. Masya Allah, ngomongnya titit-tititan. Tobatlah.

    Sebagai lelaki yang komen pertama di post ini, gue akan membela kaum-kaum yang merelakan ujung kulit dipotong. Sunat itu sakit.. pas obat biusnya abis. Kalo disuntiknya, paling cuma menimbulkan efek "Anying, kaget".

    Kayaknya salah pilih tanggal deh. Dulu gue pas banget akhir pekan, rata-rata temen orang tua gue gajin setiap Sabtu. Jadi kaya deh. Lumayan beli hape. Hahaha.

    ReplyDelete
  4. Sekapat. Sunat memang bikin kaya.
    Hahahahaha.
    Banyak yang kasih angpau.
    Itu ena amat Adam dapat psp.

    Pengalaman sunat gue lebih memalukan daripada Adam. :(

    Ini gue curiga, jangan jangan saat Adam sudah besar lu jadi penasaran sama burung kecilnya Adam.
    Heran gitu habis lihat langsung komen "kok jadi kecil" apalagi ada melihat after before. Jeli kali.
    Hahahahaha.

    Eh tapi gue jadi ingat, gue juga nggak pakai sarung waktu itu. Malah gue kipasin sendiri biar adem. Perih dan panasnya jadi berkurang gitu.

    Btw, Selamat untuk Adam. Selamat berevolusi. Berevolusi menjadi Adam yang dewasa.

    ReplyDelete
  5. Jadi gini, gimana kalau di buat photopack. Jadi titit adam dibuatin photopack, terus jalin kerja sama dengan Pocky Pocky. Jadi tiap beli Pocky Pocky bakalan dapat titit adam

    ReplyDelete
  6. Wahahahaha tititnya Adam jadi laris nih, kayaknya emang udah cocok di jadiin Museum Pertititan aja deh rumahmu Lan. biar dapet duit terus dari para pengunjung.

    Itu nggak jadi di videoin yha. Duh sayang banget, padahal kan kalo Adam ntar udah gede dan video itu tersebar, pasti bisa jadi berita viral deh.
    "Prosesi penyembelihan ujung kepala"
    Kok gue ngilu ya komen gini ?? :(

    Wes lah. Selamat menempuh hari baru buat Adam, Kalo udah gede tititnya jangan dipake buat tindakan yang tidak senonoh ya, cukup dipake kencing aja sampe HALAL !!
    Selamat buat PSP nya. Duh Wulan kakak-able banget nih.
    Selamat buat sangu dari para tetangga.

    Duh jadi pengen sunat lagi ~~

    ReplyDelete
  7. Yaarabb!!! X))
    Sebelumnya, selamat buat adiknya yang disunat. Lah, udah siap-siap mau video-in malah yang boleh liat ayah-ibu doang hahaha. Tapi ibu tetep ngerekam kan? X))
    Waktu adik aku disunat, aku nggak tau sih reaksinya gimana. Katanya nangis. Tapi kan aku nggak tau. Jadi nggak bisa puas ketawa kayak teteh :(
    Yaarabb Teh, malah ya aku mah pas adik belum sunat, aku takut-takutin kalo sunat itu sakit. Tapi kan dia suka nonton upin-ipin yang bagian sunat itu. Jadi nggak kena pengaruh :( x))
    Sarung pink dikasih dari mana, Teh?
    WKWKWK SUNAT PANGKAL KAYA! TETEH, KALO MAU KAYA SUNAT AJA TEH! AYO!!! :(((

    ReplyDelete
  8. Adam abis sunat langsung dapet psp. Enak bener. Dulu gue abis sunat dikasih bantal doang disuruh tidur. Sedih. :(

    ReplyDelete
  9. Setelah disunat Bentuk tititnya adam gimana Lan?? Mohawk apa tipe polem? Jangan bilang model emo deh, sumpah itu udah jadul abis (~>__<~)

    Kok gak ada poto tititnya before after sunatnya sih Lan? Padahal udh secrol dan baca postingan ini smp selesai (;-_-)

    ReplyDelete
    Replies
    1. Penasaran titit blm sunat ya wkwk

      Delete
    2. Atau penasaran titit yg fresh baru sunat

      Delete
  10. Adam abis sunat langsung dapet psp...
    dulu saya habis sunat dibeliin mobil mobilan KW... padahal yang ngasih duit banyak :( :(
    di korupsi sama emak saya sendiri duitnyaa :(

    ReplyDelete
  11. Hahahah sunat pangkal kaya...
    Yang ada itu harusnay hemat pangkal kaya, tp bener juga sih .. kalo udah hemat, gabakalan ada yang nyelipin uang pas dateng gitu .. *emang dikira cewek saweran apa minta di selip selipin uang. Wkwkw

    Btw lan.. kan aku cewe.. masa kalau mau kaya harus sunat ?
    Hufffffff

    ReplyDelete
  12. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  13. bahahaha

    sama. waktu adek gue disunat
    Gue malah ketawa.

    ReplyDelete
  14. Haha kisahnya mirip saya dulu pas disunat..

    ReplyDelete
  15. haha kayaknya gue lagi bokek nih. mending sunat aja apa ya? ah jangan deh ntar abis, udah pernah soalnya hahah

    ReplyDelete
  16. Ngga punya adek cowok jadi ngga bisa ngetawain gara-gara kesakitan di sunat deh :((

    Kalo adeknya Wulan baca blog ini gimana ya ahahaha. Apakah dia akan sebel? Malu? Suruh kakaknya hapus postingan ini? Atau justru malah ketagihan diomongin anuannya?

    Selain sunat, kalo dirawat di rumah sakit jg bisa mendadak kaya. :/

    ReplyDelete
  17. Ngga punya adek cowok jadi ngga bisa ngetawain gara-gara kesakitan di sunat deh :((

    Kalo adeknya Wulan baca blog ini gimana ya ahahaha. Apakah dia akan sebel? Malu? Suruh kakaknya hapus postingan ini? Atau justru malah ketagihan diomongin anuannya?

    Selain sunat, kalo dirawat di rumah sakit jg bisa mendadak kaya. :/

    ReplyDelete
  18. MANA VIDEO SUNATNYAAA?!

    VIDEO! VIDEO! VIDEO! VIDEO! VIDEO! VIDEO! VIDEO! VIDEO! VIDEO!

    ReplyDelete
  19. Penuh dengan titit ya :' nggak ada gitu foto tititnya adam ._. wkwkwk

    Aku seumur-umur belum pernah liat tragedi pemotongan titit itu sih :' waktu dulu disunat, aku malah tutupan bantal wkwkwk

    SEPAKAT !
    SUNAT PANGKAL KAYA !

    ReplyDelete
  20. hastaga dek ulan aku ngakak lahhh
    itu yang bagian adam memandang gue dengan tatapan menjijikkan wakakakkak, ya Alloh ada aja kalimat yang bikin mules

    XD

    andai dek ulan disunat, terus mintanya gadaiin surat tanah ahahhahahah, ga tau diri ahahahhahah

    wah wah bener-bener kakak yang business aplicable banget, ditarif pertamunya wakakkaka

    ReplyDelete
  21. Kayak pernah baca tapi dimana ya.. oh iya mirip sama punya bang Raditya Dika nih. Paragraf pembukanya apalagi.

    ReplyDelete
  22. .......Halaman Pertama,
    Setelah membaca banyaknya komen sunat di atas, aku termotivasi untuk share pengalaman sunatku yang unik, dan disusun dalam beberapa halaman.

    Judul : “Pengalaman Sunat Sendiri”

    Perkenalan namaku Yanto, nama ini merupakan nama samaranku dicerita ini dikarenakan untuk menjaga privasiku agar identitasku tidak perlu dipublikasikan mengingat ini adalah pengalaman yang aku rahasiakan.

    Seperti kebanyakan anak-anak laki-laki, saat usia telah memasuki angka 7 maka kami akan dihadapkan dengan pilihan sunat atau menunda sunat (cara untuk menghindar) karena menurut teman-teman sunat itu adalah pasti.

    Satu persatu temanku disunat, dan setiap kali ada teman yang baru disunat maka kami yang belum disunat akan berbondong-bondong melihat dan bertanya bagamana rasanya disunat, dan jawabanya pun sama yaitu sakitnya hanya seperti digigit semut.

    Tak terasa kami sudah duduk di kelas 5 (usia rata-rata 11 tahun), dan hanya tersisa beberapa orang saja yang belum disunat, temasuk aku.

    Dikeluargaku, aku adalah anak bungsu dan satu-satunya anak lelaki, 2 orang kakakku adalah perempuan sehingga wajar dikeluargaku tidak pernah mengadakan prosesi sunat ini. Aku pernah minta kepada mamaku agar aku disunat seperti teman-temanku yang lain, namun permintaanku ditolak dikerenakan menurut ortuku sunat itu tidak wajib.

    Tidak terasa semua temanku telah disunat dan tinggallah aku yang tidak disunat, akupun digelari sebagai “Yanto Kulup” atau kasarnya “Yanto penakut yang tidak berani di sunat”

    Gelar ini sangat membebaniku sehingga ingin rasanya aku lari dan sunat diam-diam tanpa ketahui keluargaku.

    Tahun berganti dengan cepat, aku terus mencari info tentang sunat sebanyak-banyaknya dan selalu berusaha dan mencoba melihat langsung proses sunat jika ada kesempatan tetangga sunat atau sunat massal sampai aku paham prosedur dan proses sunat dilakukan. Dan puncaknya aku diajak melihat adik temanku sunat dengan menggunakan tehnik flashcutter yang prosesnya sangat cepat dan tidak sakit (katanya).

    Bersambung....

    ReplyDelete
  23. .......Halaman ke-2,

    Mulai saat itu aku mencari info tentang tehnik ini, aku juga mencari info ini melalui mbak Siti yang merupakan mahasiswi kebidanan yang kos di sebelah rumahku. Dari mbak Siti aku banyak mendapat info tentang sunat termasuk tehnik flashcutter.

    Sampai beberapa bulan kemudian saat akan memasuki libur semester ganji kelas 8, aku memberanikan diri meminta mbak Siti untuk mau menyunatku secara diam-diam saat libur nanti, namun permintaanku ditolak karena alasan takut dimarah ortuku yang memang tidak setuju dengan sunat.

    Akupun semakin muak dengan gelar Yanto Kulup yang melekat di diriku, sehingga terpikir untuk menyunat diriku sendiri. Keinginan ini akan semakin kuat setiap kali temanku memanggilku dengan sebutan Yanto Kulup. Keinginan ini aku bulatkan, aku akan lakukan saat libur nanti.

    Sampailah masa libur semester tersebut, pada Sabtu malam (libur pertama) aku mulai merenung dan mempersiapkan diri untuk membulatkan tekat untuk melakukan sunat sendiri, akupun mantap untuk melakukan sunat dengan tehnik flashcutter, untuk ini aku mempersiapkan segala sesuatunya untuk mendukung proses ini. Keesokan harinya (hari Minggu) aku mempersiapkan dan membeli semua bahan yang akan aku gunakan nanti pada saat proses sunat tersebut (betadine, kapas, perban, plaster, alcohol dll).

    Terus terang menjelang sore hari itu, dalam diriku berkecamuk antara mundur atau terus maju melanjutkan tekatku tersebut, sanggupkah/beranikah aku menyunat diriku sendiri, namun disisi lain saat ingat gelar “Yanto Kulup” yang melekat pada diriku seakan membangkitnya keberanianku, hingga Aku bertekad Besok Aku akan Sunat.

    Untuk kembali menguatkan semangatku aku bertandang ke kosan mbak Siti sekaligus mengorek informasi mengenai tahapan proses sunat, mbak Siti pun kembali menjelaskan tentang proses ini kepadaku, sampai pada akhirnya mbak Siti bertanya kenapa aku antusias sekali bertanya tentang ini, akupun mengatakan ke mbak Siti bahwa AKU AKAN SUNAT. Mbak Siti pun menyemangatiku bahwa sunat itu tidak sakit dan banyak manfaatnya, tidak hanya bagi laki-laki sebagai pemilikinya tapi manfaatnya justu akan lebih banyak bagi perempuan sebagai istri nantinya. Namun aku tidak memberitahu mbak Siti bahwa aku akan melakukannya sendiri. Aku Cuma berpesan agar tidak menceritakan hal ini kepada siapapun karena aku tidak ingin orang lain tahu terutama keluargaku.

    Akhirnya sampai pada hari H (hari Senin / libur ke-3), satu persatu anggota keluarga ku pergi beraktifitas seperti biasanya (ortuku kerja dan kakakku kuliah). Saat itu jam menunjukkan pukul 7.30 WIB ,Akupun mempersiapkan segala peralatan dan perlengkapan eksekusi antara lain : betadine, kapas, perban, plaster, alkohol, pinset, jepit/gunting kuku, benang, pisau, balon, spidol, papan tatakan yang sudah dimodifikasi khusus untuk ini yang memiliki rongga/celah tempat pengirisan. Setelah peralatan siap aku memastikan pintu rumahku dalam kondisi terkunci agar selama proses eksekusi tidak ada gangguan, selanjutnya kini giliranku untuk mandi dan membersihkan diri terutama area yang akan dieksekusi (pen!s), tidak lupa aku pun BAB dan menguras isi kencingku sehingga kemihku dalam posisi kosong. Setelah itu dalam kondisi tanpa busana aku pun menuju ke ruang Dapur rumahku sebagai ruang eksekusi, aku memilih dapur karena disini terdapat kompor yang akan digunakan untuk memanaskan peralatan eksekusiku.

    Bersambung....

    ReplyDelete
  24. .......Halaman ke-3,

    Sebagai langkah pertama aku, pen!sku harus dalam kondisi ereksi penuh, sesuai arahan mbak Siti, aku membuat garis lingkaran di area yang akan di potong dengan menggunakan spidol. Selanjutnya aku menarik kulupku sehingga batas garis berada di ujung glan, namum ini tidak dapat maksimal aku lakukan dalam kondisi pen!s ereksi, hal ini membuat aku harus menunggu pen!sku letoi, setelah menunggu bebera saat, pen!sku pun letoi, berikutnya segera aku menarik kembali kulupku hingga batas garis berada di ujung gland dan membuat ikatan pertama pada bagian ini, dengan benang yang sudah aku siapkan dan satu ikatan kembali (ikatan kedua) aku ikat di paling ujung kulup (sebagai penarik/peregang kulup dan memudahkan proses pemotongan nantinya), akupun secara perlahan mengencangkan ikatan pertama namun aku merasakan sakit karena ikatan tersebut.

    Semakin aku kencangkan ikatan tersebut semakin sakit pula yang aku rasakan. Tiba-tiba pen!sku pun kembali ereksi sehing terpaksa aku melepaskan ikatan benang tersebut. Disini aku berpikir bagaimana cara agar pen!sku tidak cepat kembali ereksi disaat proses eksekusi ini karena aku tidak menggunakan obat bius dalam proses ini. Dan aku berpikir cara untuk menundukkan ereksi adalah masturbasi. Tanpa membuang waktu akupun melakukannya, dan benar saja pen!sku langung letoi setelah itu (masturbasi) dan dengan cepat akupun membuat 2 ikatan tersebut, aku pun secara perlahan mengencangkan ikatan pertama tersebut walaupun dengan tambahan rasa sakit tentunya.

    Sementara itu pisau yang sudah aku siapkan aku panaskan dengan api kompor (ini adalah alasan kenapa proses eksekusi harus dilakukan di dapur), disini diperlukan waktu yang pas untuk memanaskan pisau tersebut (jika terlalu cepat, panas yang diperlukan tidak didapat, namun jika terlalu panas bisa membuat pegangan pisau ikut kepanasan atau bahkan meleleh) pen!sku kembali ereksi, hal ini membuat aku harus melepaskan ikatan dan kembali bermastur untuk kedua kalinya dan kembali membuat 2 ikatan tersebut dan secara perlahan mengencangkan ikatan pertama berkali-kali hal ini dimaksudkan agar aku terbiasa dengan rasa sakit yang nanti kan aku terima saat pemotongan, setiap kali pengencangan ikatan ini memerlukan jeda penyesuaian rasa sakit 2 atau 3 menit, karena proses pengencangan ini memakan waktu yang agak lama maka secara tidak sadar pen!skupun kembali ereksi. Terus terang hal ini membuatku patah semangat dan terpikir untuk membatalkan saja proses ini, namun karena sudah terlanjur dan kembali teringat akan gelar Yanto Kulup yang melekat di diriku saat ini, dan muak akan gelaran tersebut, aku kembali semangat untuk melanjutkan proses ini. Dan menyadari jarak antar ereksinya semakin jauh, aku pun bertekat untuk melakukan sekali lagi hingga tuntas, dan tanpa sadar untuk ke-4 kalinya aku pun melakukan mastur kembali dan dilanjutkan dengan kembali membuat 2 ikatan tersebut dan seperti tadi secara perlahan mengencangkan ikatan pertama tersebut berkali-kali sehingga aku pun merasa cukup untuk kelangkah berikutnya. Pisau yang aku panaskan terlihat cukup siap untuk digunakan, sama seperti flashcutter pisau yang aku gunakan dalam kondisi merah panas. Akupun meletakkan pen!sku di atas papan tatakan yang sudah aku siapkan, kemudian aku mulai menarik benang pada ikatan kedua yang ada di ujung kulup tersebut dan mengaitkannya di bagian bawah papan tatakan tersebut. Sebelum aku meraih pisau flashcutterku, aku bertekad untuk menuntaskan proses ini, apapun yang terjadi aku tidak boleh mundur karena ini harus menjadi akhir dari proses ini. Ayo Kamu Bisa, kataku menyemangati diri

    Bersambung....

    ReplyDelete
  25. .......Halaman ke-4,

    Dengan gemetaran aku menarik napas dalam-dalam dilanjutkan dengan meraih pisau yang 1/3 bagian ujungnya sudah memerah tersebut, dan sambil meregangkan bagian depan pen!sku yang ujung kulupnya telah terikat tersebut aku pun mulai mengiris kulupku secara perlahan mengikuti rongga/celah yang ada pada papan tatakan tersebut dengan ujung pisau yang masih merah menyala tersebut (aku memotong menggunakan bagian pisau yang masih merah karena panas yang aku adopsi dari tehnik flashcutter), pada saat ujung pisau yang panas merah tersebut menyentuh kulupku, maka hidungku langsung mencium aroma kulit terbakar yang khas, dan satu hal yang aneh disini aku tidak merasakan rasa sakit padahal sayatan tersebut menimbulkan asap dan bunyi berdecis layaknya daging yang dibakar. Dan dengan percaya diri tanpa sempat memberi jeda aku terus mengiris dan memotong kulupku sendiri secara perlahan hingga putus dengan sempurna.

    Saat itu aku lega karena berhasil memotong kulupku sendiri, namun proses ini belum berakhir. Berikutnya aku harus melepaskan ikatan benang yang berada di garis potong tersebut (ikatan pertama) yang ternyata terikat dengan kuatnya, hal ini telah aku analisa, kuatnya ikatan akan mereduksi rasa sakit hingga tidak sampai di area kulup yang aku iris.

    Langkah berikutnya adalah melepaskan ikatan benang yang masih berada di pen!sku (ikatan pertama), untuk itu aku coba menggunakan pinset untuk menarik benang keluar dari sisa kulup yang sudah terpotong (sekitar 3 mm saja) namun karena kuatnya ikatan aku harus menggunakan gunting/jepit kuku untuk memotong tali ikatan tersebut, dan setelah ikatan terlepas akupun memeriksa hasil irisan tersebut untuk memastikan ada tidaknya pendarahan, dan ternyata aku tidak melihat adanya pendarahan saat itu, langkah berikutnya akupun mengolesi betadine di area irisan tersebut. Sampai tahap ini glan masih dalam kondisi tertutup (karena bekas ikatan pertama menekan dengan kuat), walaupun sebagian besar kulupnya sudah tidak ada karena habis dipotong tadi.

    Untuk pertama kalinya setelah eksekusi ini aku menarik dan membuka glan pen!sku, dan dengan bangga aku lihat bentuk pen!sku yang begitu gantengnya dengan kepalanya yang mengkilat seperti jantung ayam, dan sejak saat itu kepala pen!sku tidak pernah lagi tertutup dan sejak saat itu pula pen!sku bebas dan terbuka menatap dunia.

    Satu hal yang aku takutkan pun tiba yaitu pen!sku mulai ereksi dan ternyata ini adalah sekaligus awal dari penderitaan yang harus aku terima karena proses sunat ini. Untuk meredam ereksi ini aku tidak mungkin melakukan mastur lagi, sehingga aku hanya membiarkan ini terjadi, seiring dengan itu rasa sakit pun mulai datang yang kualitas rasa sakitnya semakin lama semakin kuat, tanpa aku sadari darah pun mulai membasahi daerah irisan kulup tersebut, aku pun mulai cemas karena darah mulai banyak dan menetes, sementara ereksiku mulai kendor namun darah yang keluar tetap banyak. Sampai akhirnya aku putuskan untuk minta pertolongan.

    Bersambung....

    ReplyDelete
  26. .......Halaman ke-5,

    Akupun segera kontak mbak Siti, beruntung mbak Siti masih ada di kosannya walaupun beliau sudah siap berangkat, awalnya mbak Siti menolak untuk datang kerumahku, aku pun mengatakan kepada mbak Siti bahwa aku baru saja menyunat diriku sendiri dan saat ini aku dalam kondisi pendarahan dan butuh bantuan. Mendengar perkataanku tersebut mbak Siti langsung datang ke rumahku dan memeriksa kondisiku, tanpa aku sadari pen!sku pun kembali bangun, sekaligus menambah rasa sakit yang memang sudah sangat sakit aku rasakan namun disinilah uniknya seperti yang ku pernah baca siapun ternyata tidak bisa mengendalikan pen!snya walaupun dalam kondisi berdarah ia akan tetap tegak dengan gagahnya, apalagi saat itu ada lawan jenisnya (mbak Siti) dan satu hal yang memalukanpun terjadi, saat mbak siti memeriksa dengan memegang pen!s ku dengan tangannya seketika itu spermaku muncrat mengenai tangannya, akupun segera minta maaf karena itu diluar kendaliku, untungnya beliau maklum dan paham mengenai hal ini.

    Selanjutnya mbak Siti pun pulang mengambil peralatan medisnya. Akupun tertangani oleh mbak Siti, sebagai langkah awalnya mbak Siti langsung menyuntik 1x di pangkal penisku, selajutnya aku diminta tenang karena beliau harus pergi ke apotik untuk membeli obat-obatan dan perlengkapan yang diperlukan untuk penanganan ini, mbak Siti memintaku untuk memakai baju, lebih kurang 15 menit kemudian mbak Siti pun kembali dengan membawa obat dan perlengkapan yang dimaksud. Dan kini sudah dengan menggunakan sarung tangan di kedua tanganya mbak Siti kembali menyuntik pen!sku sebanyak 4x lagi yaitu di daerah kulup yang aku iris tadi. Kini aku sudah tidak merasakan sakit lagi, mbak Siti menanyakan kondisi rasa sakit yang kurasakan, akupun menjawab bahwa sekarang rasa sakit sudah hilang namun yang aku rasakan saat ini adalah pen!sku terasa tebal sekali. Itu adalah efek obat bius , sekarang kamu tenang saja, saya akan membantu menyelesaikan pekerjaan bodoh mu ini kata mbak Siti kepadaku. Sekarang coba kamu ceritakan bagaimana cara kamu melakukan sunat ini? tanya mbak Siti, aku pun menceritakan semua tindakanku ini kepada mbak Siti, sembari ia menanganiku. Pen!smu harus mbak jahit, karena disinilah sumber pendarahan itu kata mbak Siti, aku hanya pasrah dan membiarkan pen!sku dijahit oleh mbak Siti. Beliau menjelaskan pendarahan ini terjadi karena ereksinya tersebut.

    Menurut mbak Siti terjadinya ereksi dikaji dari beberapa aspek antara lain :
    1.Medis
    secara medis ereksi terjadi karena adanya perintah dari otak kepada jantung untuk memompa dan mengaliri darah ke rongga-rongga yang ada di pen!s dengan tekanan tinggi. Hal inilah yang menyebabkan pen!s membesar dan terasa keras pada saat ereksi dan pen!s akan mengecil dan lunak pada saat rongga-rongga tersebut tidak terisi darah lagi. Sama seperti selang pemadam kebakaran akan keras saat terisi air yang siap disemprotkan ke sasarannya, kemudian akan lunak pada saat tidak terisi air, bahkan selang tersebut bisa dilipat, bukan begitu Yanto ? kata mbak Siti kepadaku. Aku hanya terdiam sebagai tanda setuju. Dan karena inilah pendarahan itu terjadi. kata mbak Siti lagi.
    2.Psikologis
    Secara psikologis ereksi terjadi karena rangsangan tidak langsung seperti melihat wanita cantik, menatap gambar sensual, hal ini terjadi karena adanya sinyal (menerima atau mengirim) ketertarikan kepada lawan jenis.

    Bersambung....

    ReplyDelete
  27. .......Halaman ke-6,

    3.Vitalitas
    Secara Vitalitas ereksi terjadi karena tubuhmu dalam kondisi bugar yang awalnya ditandai dengan adanya pengakuan terutama dari diri sendiri bahwa kamu mempunyai kemampuan untuk itu, hal ini ditandai dengan secara teratur pen!s akan ereksi di setiap akhir malam saat kamu tidur, atau dengan kata lain Pen!smu akan lebih dulu bangun daripada kamu. Secara garis besar kemampuan ereksi ini menunjukkan kemampuan seksualmu dan satu hal yang perlu diketahui bahwa energy yang diperlukan pria untuk melakukan aktivitas seksualnya adalah 2x dari yang digunakan wanita untuk aktiftas seksualnya. 1x nya adalah untuk membangkitkan ereksi ini.
    4.Seksual
    Secara seksual pen!s akan ereksi setiap kali menerima rangsangan terutama rangsangan langsung dari lawan jenisnya di organ seksual. Makanya mbak maklum saat dipegang, pen!smu tadi ia langsung muncrat, dan itu wajar sekali kata mbak Siti, karena sesungguhnya tidak ada pria yang bisa mengendalikan pen!snya. Pen!s tidak akan mau ereksi walaupun kamu printahkan ia untuk ereksi, atau sebaliknya ia akan tetap ereksi walau kamu perintahkan untuk berhenti ereksi karena ia hanya tunduk pada kemauannya sendiri, bukan begitu Yanto? Kata mbak Siti lagi, akupun hanya bisa bilang “ya mbak”.

    Tidak berapa lama kemudian pen!sku sudah dibalut perban oleh mbak Siti. Ok selesai, semuanya sudah kamu kerjakan sendiri, mbak hanya menyelesaikan bagian akhirnya saja kata mbak Siti kepadaku. Salut akan keberanianmu kata mbak Siti lagi kepadaku. Aku pun kembali mengingatkan mbak Siti agar tidak menceritakan hal ini kepada siapapun, terutama kepada keluargaku sendiri yang pasti tidak setuju dengan sunat ini. Mbak Siti pun ikut membantu merapikan ruangan dapur yang aku pakai sebagai tempat eksekusi, selanjutnya mbak Siti pun pergi melanjutkan aktivitasnya. Beruntungnya selama proses sunat ini tidak ada keluargaku (ortu atau kakak) yang pulang padahal jam sudah menunjukkan pukul 12 siang.

    Berikutnya yang tak kalah serunya adalah kondisi pasca sunat, dimana aku harus berlagak seperti biasanya untuk menyembunyikan sunatan tersebut.

    Pas pukul 13 kakak pertamaku datang. Aku mencoba tenang dan selanjutnya segera mengurung diri di kamar seharian, jika keluar kamar aku membungkus pen!sku dengan balon agar glans yang kini sudah terbuka tidak langsung bergesekan dengan celana tentunya. Sementara untuk perawatan luka sunat, setiap pagi perbanku selalu diganti oleh mbak Siti. Pada hari kelima perbanku dilepas oleh mbak Siti, dan beliaupun memuji hasil kerjaku. Yanto hasil sunatmu bagus mbak salut kepadamu kata mbak Siti. Dan sekarang kamu sudah menjadi lelaki dewasa, perlakukan pen!smu dengan baik dan gunakan pen!smu secara bijak kata mbak Siti lagi. Maksud mbak ? sergapku. Maksud mbak kamu harus rajin merawat pen!smu ini dan jangan pernah lagi menunjukan pen!smu ini kepada mbak lagi, kata mbak Siti. Sudah cukup lima hari ini mbak harus melihat pen!smu, ini adalah bagian yang harus kamu rahasiakan terhadap semua orang ucap mbak Siti. Oh ya untuk pekerjaan ini mbak Siti tidak mau di bayar.

    Bersambung....

    ReplyDelete
  28. .......Halaman ke-7,

    Setelah liburan selesai, akupun kembali bersekolah dan satu hal yang mengembirakan aku bisa menunjukan kepada teman-temanku bahwa kini aku sudah sunat. Dan teman-temanku pun sepakat untuk tidak lagi memanggilku dengan embel-embel Kulup lagi (Yanto Kulup sekarang hanya Yanto saja). Tanpa ku duga cerita aku sudah disunat sampai ke telinga kakak dan mamaku, akupun ditanyai mengenai hal ini, aku mengatakan kepada mereka bahwa aku bosan dipanggil “Yanto Kulup” karena aku tidak disunat, sehingga aku katakan saja kalau aku sudah disunat libur semester lalu, bukankah liburan lalu aku dirumah saja kataku lagi, dan pada saat mereka periksa aku tarik kulupku ke belakang dan ku tempeli plaster sehingga kepala burungku (pen!s) terbuka dan tidak mudah ditarik ke depan lagi, kataku kepada mama dan kakakku membohongi mereka, untungnya lagi mereka percaya aku bohongi.

    Demikian, sampai artikel ini ditulis rahasia sunatku ini hanya aku dan mbak Siti saja yang tahu

    Mohon maaf jika cerita ini terlalu panjang dan bahasa yang aku gunakan sedikit vulgar, aku hanya ingin berbagi pengalaman sunat yang aku yakini unik ini

    Selesai....

    ReplyDelete
  29. Ya ampun, cerita si Wulan tentang Adam sunat bikin ngakak. Nih tambah lagi kisah sunat si Yanto, antara mau ketawa,kasihan dan bersyukur. Iya, selamat buat Yanto yang akhirnya memutuskan buat sunat dan buat Adam semoga cepat sembuh ya. Kalo liat prosesi titit disunat dulu pernah#termasuksering #sunatmasal Mace-Macemm kelakuan anaknya, tapi yang pasti Kalo mau liat musti kuat. Aku aja yang cuma jadi asisten pembantu sampe puyeng apalagi dokter or mantrinya.

    ReplyDelete
  30. Saat aku kuliah perawatan, aku beberapa kali jadi suster pembantu proses sunat, beberapa kali yang disunat pria dewasa sekitar umur 30an, yang membedakan dari anak kecil, orang dewasa pasti ereksi sebelum proses sunat. Sebenarnya awalnya aku bingung karena kebanyakan dari mereka penisnya terlihat seperti sudah sunat alias kepala penisnya terbuka bahkan saat lemas.

    Awalnya aku belum pernah melihat penis orang dewasa belum sunat, karena suamiku dan mantan pacarku dulu semua sudah sunat, dan di keluargaku kebanyakan disunat saat kecil, katanya biar nanti sudah besar lupa dengan sakitnya, bahkan adiku disunat saat umur 5th.

    JKujur tidak munafik aku lebih suka bentuk penis yang tidak sunat karena lebih alami dan warnanya lebih bagus. Karena penasaran, saat berlibur ke bali aku menyewa pria bayaran yang belum sunat, astaghfirullah ternyata sangat nikmat ML dengan yang berkulup, rasanya beda terasa tebal dan gerakan kulit yang tebal itu membuat sangat geli.

    Ampun ya Allah, aku sampai selingluh hanya untuk merasakan kulup. Tapi itu pengalaman indah yang tidak akan pernah aku rasakan lagi.

    ReplyDelete
  31. Promo Toyota DP murah, diskon banyak. Hub 08119117567

    ReplyDelete
  32. Membaca cerita Adam sunat, bikin aku ngakak sendiri, lebih lagi banyaknya komen yang unik dan lucu, yang akhirnya membuatku untuk membagi cerita tentang sunat adek sepupuku.
    Saat memasuki liburan semester ganjil keluarga tenteku yang memiliki 3 anak lelaki, sebut saja namanya Dono (12 th), Doni (10 th) dan Didi (7 th) bermaksud mengkhitan anak sulung mereka yang bernama Dono yang saat itu sudah duduk dikelas 6 SD. Setelah negosiasi yang alot akhirnya disepakati Dono bersedia disunat jika adiknya yang bernama Doni juga ikut disunat, awalnya Doni menolak untuk sunat (bareng) sang kakak, sama seperti sang kakak dulunya selalu berkelit jika bicara sunat.
    Sesuai rencana, awalnya sunat akan dilakukan pagi hari, dan siangnya (abis zuhur) akan diadakan syurkuran atas khitanan tersebut.
    Akhirnya hari yang maksud pun tiba, Minggu pagi itu Dono dan Doni telah dipersiapkan untuk disunat. Tepat pukul 7.30 Wib Pak Mantri dan Suster (Bu Mantri) pun tiba, setelah basa basi dengan ortu om dan tante mereka menghampiri Dono dan Doni, Aku yang dari tadi mendampingi Dono dan Doni melihat mereka ketakutan saat sang mantri mendekat, sang mantri pun coba menyakinkan mereka bahwa sunat itu tidak sakit dengan berbagai cara, setelah itu pak mantri menawarkan siapa yang akan disunat lebih dulu, disini yang bikin aku geli mereka saling tunjuk , adek dulu kata kakak, kakak dulu kata adek, demikian seterusnya mereka saling tolak, Aku coba menengahi agar Kak Dono yang disunat lebih dahulu karena sebagai anak tertua harus mengalah kataku kepada mereka, hal ini di iyakan oleh om, tante, dan matri. Walaupun dengan berat hati Dono pun tidak berkutik dan menurut saat kami tuntun ke tempat khitan sementara Doni dibawa ke teras depan agar tidak melihat saat Dono disunat. Dono pun kembali di sugesti oleh matri bahwa sunat itu tidak sakit dan tidak akan lama dan ia diminta rilek. Dono yang sudah dalam posisi terbaring terlihat diam dan pasrah bahwa hari ini tititnya akan dipotong. Saat suster minta agar Dono membuka sendiri celananya Dono diam saja, sampai akhirnya suster minta izin untuk membantu membukakan celananya Dono pun tetap diam, dengan hati-hati suster membuka celana Dono dengan menariknya ke bawah secara perlahan, namun pada saat penisnya mulai tampak tiba-tiba Dono Intrupsi.. “Aku mau kencing dulu”, kata Dono kepada suster. Sambil tersenyum sang susterpun mengizinkan agar Dono bisa buang air kecil dulu. Dono pun bangkit dan pergi ke kamar kecil untuk buang air kecil. Setelah ditunggu agak lama, Dono belum kembali akhirnya kami pun mengecek ke kamar kecil, ternyata kami tidak menemukan Dono, akhirnya semua ruanganpun disusuri untuk mencari Dono, namun semuanya Nihil Ternyata Dono sudah minggat melarikan diri.

    ReplyDelete
  33. Akhirnya mantri untuk memanggil sang adik yaitu Doni yang menunggu di teras untuk disunat, dan ternyata Doni pun juga tidak ditemukan. Kehebohan mulai terjadi, apalagi siangnya akan diadakan syukuran atas sunatan yang gagal tersebut. Akupun sempat mencari kerumah teman-teman mereka hampir 1 jam mencari akupun kembali dengan hasil nihil, sementara itu saat pak mantri dan suster akan pamit pulang tiba tiba Didi menawarkan diri agar ia saja yang disunat, melihat hal ini pak mantri bertanya kepada Didi “adek berani disunat” , “berani, kan kata suster tidak sakit” balas Didi. “Didi ini baru 7 tahun, apa ia bisa disunat” Tanya tante kepada mantri. “kita cek dulu ya bu..” kata suster kepada tante. Titit Didi pun diperiksa oleh mantri dan suster. “Ok bisa bu” kata mantri kepada tante. Mendengar jawaban itu, tantepun menelpon suaminya yang sedang pergi mencari Dono dan Doni, tidak berapa lama kemudian Om pun datang. Dan titit Didi pun berhasil dipotong dengan sukses sayangnya aku gak sempat melihat proses potong titit tersebut karena terlau banyak yang menghalangi pandanganku saat itu. Dan acara syukuran atas sunatan berjalan lancar walau aku yakin penuh dengan umpatan karena gagalnya khitan terhadap Dono dan Doni. Sementara Dono dan Doni baru pulang setelah diantar oleh ortu teman tempat mereka bersembunyi pada sore harinya. Namun sunat terhadap mereka tetap dilakukan pada malam harinya dengan dipegangi oleh 4 orang walaupun sedih mendengar jeritan, teriakan dan tangis mereka tapi titit mereka harus dan berhasil dipotong, karena resiko jadi lelaki adalah harus rela tititnya dipotong. Untung aku bukan lelaki jadi aman dong….
    Sayangnya aku tidak dapat melihat proses pemotongan tersebut, walaupun sebenarnya aku sangat ingin tahu apa yang dipotong dan bagaimana mereka dipotong, hingga aku barus browsing di internet untuk mengetahui tentang hal ini, sehingga aku secara tak sengaja menemukan blog yang bahas masalah sunat ini diataranya blog ini dan blog khitanayu.blogspot.co.id

    ReplyDelete
  34. pengalaman sunat tiap orang beda2 tergantung dokter/mantri nya juga. kalo aku dulu waktu sunat SMA ga pake obat bius, cuma disemprot pake cairan dingin. dan prosesnya cepet banget, waktu itu ama mantrinya diajak ngobrol sebentar, eh tau2 udah diperban. salut ama deh pak mantri… 😀

    ReplyDelete
  35. Dulu waktu SD disunat model jengger ayam, ini nyokap yang punya ide, karena saat itu lagi musim, gw polos dan ngga ngerti apa2.

    Lalu setelah kerja, saya merasa sunat bogem itu terlihat jelek sekali, titit seperti kena penyakin kelamin (jadi terlihat ada daging menonjol).

    Jujur di kalangan bawah sunat bogem terkesan lucu dan diminati, kalau di kalangan atas dan akademisi seperti di tempat kerja saya, mereka akan jijik melihatnya.

    Karena malu, saya memberanikan diri sunat sendiri ke RS, sunat kedua kali untuk menghilangkan sisa kulup di bawah kepala titit. Di RS perawat disuruh membersihkan titit saya, ada 2 perawat, yang satu pakai jilbab orangnya imut dan lucu. Dari awal berbaring, saya langsung ereksi, bukan karena kemauan saya, tapi memang titit saya belum pernah di pegang oleh wanita.

    Alhasil saat lagi di bersihkan pakai betadin, saya orgasme, sperma muncrat banyak banget. 2 perawat ini malah panik dan mati kutu melihatnya, ambil tisu dan mengelap sperma. hahaha.

    Karena heboh, ada ibu2 ranjang sebelah yang anaknya lagi sunat juga, dia malah buka goden pembatasnya, dan malah menonton titit saya, tontonan gratis enak banget ya. Terus dia mengomentari jembut saya rapih katanya, kan memang sebelumnya saya disuruh cukur dulu saat buat janji dengan dokter.

    Saya malu sekali saat itu. Sampai detik ini saya tidak pernah ke RS itu lagi.

    Oiya dulu waktu SD luka sunat sembuh total dalam 2 minggu, saat dewasa sembuhnya 2 bulan, itu juga bekas jahitan masih bengkak sampai 3 bulan.

    ReplyDelete

Komentarnya ditunggu kakak~