Keep Your Spirits Up :)

by - October 28, 2016

Sebagai manusia, kita memiliki banyak mimpi serta berbagai rencana yang sudah kita atur sedemikian rupa guna untuk bekal di masa mendatang. Mulai dari berpikir hari ini mau ngapain, ke depannya mau jadi apa, hidup seperti apa dan segala macam rencana-rencana yang kita harapkan.
Namun, terkadang semuanya tidak selalu berjalan mulus.




Seperti yang gue juga keluarga gue alami beberapa hari yang lalu. Tepat di hari Selasa tanggal 25 Oktober kemarin, kejadian na’as menimpa kakak dan ibu gue. 


***


Setelah selesai mengikuti ajang pemilihan Putri Pariwisata Indonesia 2016 dan berhasil mendapatkan nominasi, kakak gue memutuskan untuk menyudahi semua kegiatan yang selama ini ia lakukan untuk mengharumkan nama provinsi Riau. Ia merasa sudah cukup selama 2 tahun ini mengabdi dengan mengikuti berbagai kegiatan, pergi ke luar kota bahkan ke luar negeri, diundang sana-sini. Ia merasa sekarang sudah seharusnya ia memikirkan masa depannya. 

Maka, seusai balik dari Jakarta kemarin, ia mendapat panggilan dari Bapak Direktur bank Mandiri. Tawaran kerja. Alhamdulillah, kakak gue menerima tawaran tersebut.
Sebenernya butuh waktu cukup lama baginya untuk memilih 1 bank di antara beberapa bank yang juga menawarkan kerjaan kepadanya. 

Gue kan juga pengen kerja di bank:( 

Dan pilihannya jatuh pada bank Mandiri. Sebenernya, kakak gue udah resmi diterima di bank Mandiri, tapi untuk formalitas, kakak harus tetap mengikuti berbagai test yang diadakan oleh pihak bank.
Maka, di hari Senin, test pertama sudah diikutinya. Karena lokasi test cukup jauh, maka kakak dan Ibu harus berangkat pagi dengan waktu pulang saat magrib. 

Ibu, selalu setia menemani anak-anaknya bahkan gue yang ketika itu untuk menjalani test interview juga ditemani Ibu. Dan sekarang Ibu juga bersedia untuk menemani kakak test wawancara di Pekanbaru. Jadi, jarak antara rumah gue ke Pekanbaru itu membutuhkan waktu 1,5 jam.

Begitu sampai di rumah, kakak mengecek handphonenya.

TARAAA… 

Sebuah sms masuk dari pihak bank mengatakan bahwa test hari kedua (psikotest) diadakan besok pagi.


LAH INI JUGA BARU SAMPE RUMAH, KAMBING!


Gue juga kesel. Itu pihak bank kenapa smsnya magrib-magrib sih. Padahal selesai test wawancara tadi siang. Kenapa baru sms sekarang?
Tau gitu, mending nginap di Pekanbaru aja sama Ibu. Mana test hari keduanya jam 8 pagi lagi.
Yaa mau gamau, besok pagi Ibu dan kakak harus bangun subuh-subuh dan berangkat ke Pekanbaru. 


*** 


Selasa, 25 Oktober 2016

Pagi itu, kakak dan Ibu sudah siap-siap untuk berangkat ke Pekanbaru menggunakan motor maticnya. Berhubung kakak gue orangnya pemales, pagi itu dia masuk ke kamar gue dan memperhatikan jilbab-jilbab gue yang udah gue cuci, gua setrika sampe harum dan gue gantung di gantungan jilbab.

‘’ Aku pinjem jilbab yang ini ya, ‘’ ujarnya.

Dia mengambil jilbab hijau dari gantungan dan mulai berdandan di depan cermin.
Setelah semuanya selesai, Ibu dan kakak pamit untuk berangkat ke Pekanbaru. Test hari kedua.

Sepeninggalan Ibu dan kakak, gue langsung memilih untuk menyetrika baju yang akan gue kenakan untuk ngantor hari ini. Sementara Ayah sedang sarapan, Nova sedang mandi dan Adam masih tidur. 

Tiba-tiba saja handphone Ayah berbunyi pertanda ada panggilan masuk. 

‘’ Apa, Bu? ‘’

Gue dalem hati mikir, oh pasti ada barang yang ketinggalan nih. Buru-buru sih tadi perginya. 

Tapi, dugaan gue salah. 

‘’ APAAA?? DI MANA? ‘’ Suara Ayah meninggi. Satu rumah geger. 

Sontak gue terkejut. 

‘’ IYA IYAAA ‘’

Perasaan gue nggak enak. Gue langsung menyudahi acara menyetrika baju itu. 

‘’ KAK IMEL KECELAKAAN ‘’

Gue kaget bukan main. Gue panik. Linglung. Ayah langsung nyari kunci motor. Sementara gue langsung menyambar jaket yang tergantung di kamar. 

‘’ RUMAH SAKIT HARAPAN BUNDA DI MANA? ‘’

‘’ HARAPAN BUNDA, HARAPAN BUNDA, HARAPAN BUNDA DI …. ITU DI AKASIA. ‘’

Di saat panik seperti itu, gue ngerasa jadi orang bloon. Lagi nggak panik aja gue bloon, apalagi sedang panik.

Pagi itu, gue langsung meluncur ke rumah sakit yang dimaksud bersama Ayah. Dengan menggunakan jaket, tanpa jilbab. Ya Allah maap, buru-buru banget soalnya. Ga sempet pake jilbab:(

Selama di perjalanan gue dan Ayah hanya diam. Motor melaju kencang dan sampailah kami di rumah sakit. Begitu sampai, gue langsung lari masuk ke dalam ruang IGD. Di sana, kakak gue sedang terkapar. Antara sadar dan tidak sadar. Luka penuh darah di mana-mana. Alisnya robek, kakinya berdarah, tangannya bolong dan ia hanya meringis kesakitan.
Jilbab hijau yang ia pinjam dari gue tadi pagi, terlihat basah penuh darah.


GUE NANGIS. 


Gue keluar dari IGD dan langsung menemui Ibu. Jaket yang ia kenakan penuh dengan lumuran darah kakak. Tapi alhamdulillah Ibu ga kenapa-napa. Gue peluk beliau sekencang-kencangnya. Yang gue dengar dari mulut Ibu hanya suara, ‘’ ya Allah kenapa harus anakku? Kenapa nggak aku aja? Dia masih muda, dia mau kerja. ‘’


GUE MAKIN NANGIS.


Gue langsung mengambil handphone kakak dan menelfon teman terdekatnya. Gue juga menelfon Bapak Direktur bank Mandiri, menceritakan kejadian barusan dengan situasi menangis. Setelah itu, gue langsung menemui Ibu yang masih histeris menangis-nangis. 
Gue mencoba menenangkan beliau. Sementara Ayah, nemenin kakak di IGD. 

Menurut cerita Ibu, ini semua disebabkan karena angsa yang berkeliaran di jalan raya. Harusnya, pemilik hewan ternak bisa menjaga angsanya. Kalo keliaran di jalan raya kan bisa mengganggu para pengguna jalan.
Setelah agak tenang, gue, Ibu dan tetangga gue memutuskan untuk mengambil motor kakak di lokasi kejadian. Karena Ibu gabisa naik motor, jadilah kami cabe-cabean. Kami tarik tiga di motor gue.
Setelah menemukan motor kakak, seorang lelaki berlari ke arah kami. 

‘’ Bu, ini motornya yang tadi. Kuncinya minta sama Ibu yang di situ ya, ‘’ ujarnya sambil menunjuk sebuah rumah di seberang dari posisi kami berdiri. 

Gue langsung nyebrang dan meminta kunci motor kepada seorang wanita yang kira-kira sudah berkepala 3.
‘’ Permisi Bu, kunci motor saya sama Ibu ya? ‘’

‘’ Gabisa. Ini angsa saya gimana? Angsa saya mati. ‘’ Ia menunjukkan angsanya yang sudah tergeletak mati.


WATDEFFF…


EH KAIN LAP, DI SAAT BEGINI LU MASIH MIKIRIN ANGSA???


‘’ Yaelah, Bu. Ini cuma angsa. Lagian angsa Ibu juga yang keliaran di jalan. Kakak saya udah bener dong, ini jalan raya. Buat pengendara motor. BUKAN BUAT ANGSA. PUNYA HEWAN ITU DIKANDANGIN! ‘’

Gue beradu mulut dengan wanita kurang ajar itu. Karena takut emosi lebih parah, gue memanggil Ibu yang berada di seberang jalan. 

‘’ ASTAGFIRULLOH, IBU MEMPERMASALAHKAN ANGSA? ANAK SAYA KRITIS DI IGD, IBU MEMPERMASALAHKAN ANGSA?? IBU PUNYA HATI NGGAK? ‘’ 

Ibu gue marah bukan main. 

‘’ Berapa sih harga angsa ini? AKU BISA BELI SEKARANG JUGA. KALO KAKAK SAYA MATI, IBU BISA APA HA? ‘’ 

Lah anjir, gue kebawa emosi juga. Si Ibu diem untuk beberapa detik. 

‘’ Ayo kita ke kantor polisi, ‘’ ujarnya mengancam. 

‘’ Ayo. Ibu tau nggak? Ada undang-undangnya untuk pemilik ternak seperti Ibu ini. Ayo ke kantor polisi! ‘’


LAH IBU GUE MACHO ABIS. 


Si wanita kurang ajar itu masuk ke rumah. Gue pikir dia bakalan siap-siap ganti baju untuk pergi ke kantor polisi memperkarakan masalah ini, eeh taunya dia ngasih kunci motor kakak gue. 

TAKUT JUGA LU KAN! CIH

Bukan apa-apa nih ya, sebagai pemilik hewan ternak, seharusnya kita tau dong bagaimana lingkungan di sekitar rumah kita. Kalo pun mau beternak hewan, ya mbok dikasih pagar gitu kek.
Kecuali kalo kejadian tadi, kakak gue yang nabrak kandang angsanya, baru dah si Ibu itu boleh marah dan minta ganti rugi. 
Lah ini, kakak gue jalan pada tempatnya kok. Jalan di jalan raya, angsanya aja yang keliaran ga jelas. 

Setelah kunci motor gue pegang, Ibu menyuruh gue untuk membawa motor ke bengkel. Sementara Ibu dan tetangga gue bergegas untuk ke kantor bupati. 
Rencananya, pagi ini Ibu dan kakak ada jadwal juga untuk menemui Bapak Bupati perihal beasiswa yang pernah ia janjikan. 

Maka, tinggalah gue bersama motor di pinggir jalan. Sebenernya motornya bisa nyala, tapi….standar dua motornya gabisa dinaikin. Standar duanya ngadep ke bawah mulu. Mana susah lagi naikinnya.

Dan, di sanalah gue. 

Dipinggir jalan dengan motor yang penuh lecet di sana sini dan gabisa dibawa jalan, karena kalo dibawa standarnya nyeret dan nyangkut di aspal. Serem. Pelan-pelan gue coba nyalain motor, belum sampe jarak 1 meter, gue hampir jatuh karena standarnya nyangkut.

Ya Allah, cobaan apalagi ini:(

Gue langsung menelfon Hanafi. Teman gue yang paling baik. Dia langsung otewe menemui gue di lokasi kejadian. Setelah memperbaiki standar motor, Hanafi langsung pamit untuk pulang. Sementara gue kembali ke rumah sakit. Sesampainya di sana, Ibu mengatakan  kalau Bapak Bupati sudah menyuruh Ajudannya untuk memindahkan kakak ke RSUD. 

Sambil menunggu ambulance datang, Bapak Direktur bank Mandiri bersama temannya datang ke rumah sakit dan masuk ke IGD untuk melihat kakak. Ketika itu, alis dan tangan kakak sudah selesai dijahit.

Setelah keluar dari IGD, Bapak Direktur menemui Ibu.

‘’ Saya udah bilang bu kepada Rahayu. Kalo mau test ke Pekanbaru, saya bakalan nyuruh anak buah saya untuk ngantarkan dia menggunakan mobil saya. Tapi Rahayu gamau. ‘’

‘’ Iya pak, Rahayu segan katanya. Takut merepotkan Bapak. ‘’


Yah, mau gimana lagi. Udah kejadian. :))

Tak perlu menunggu waktu lama, ambulance RSUD datang. Di situ, untuk pertama kalinya gue naik ke dalam ambulance untuk bersama Ibu untuk menemani kakak.

Dan ternyata gaes, naik ambulance itu sama kayak naik angkot. Cuma kalo angkot kan ada musik ajep-ajepnya, kalo di ambulance yang ada sirine.
Padahal posisi duduknya sama kayak naik angkot. 

Sesampainya di RSUD, kakak gue langsung dibawa ke ruang IGD, di rontgen, di check ini itu dan dokter mengatakan bahwa kakak harus menginap semalaman di rumah sakit. 
Di RSUD itulah, gue merasakan bahwa kaki gue udah mau putus anjir. Pegel. Jalan ke sana sini, fotocopy ini itu anu, bolak-balik sana sini, seketika pegel gue hilang saat gue ngeliat Ibu. 

Ibu yang nggak kenal lelah, yang masih kuat untuk ngurus pendaftaran ini itu, nemenin kakak bolak balik, alhasil pegel-pegel gue hilang.

Malam harinya, di ruang rawat inap, barulah Ibu mengeluh bahwa dada dan punggungnya sakit. Menurut cerita Ibu, sewaktu jatuh dari motor, mereka sempat terpental. Ibu membuka punggunya, menyuruh gue untuk mengolesi balsam. 

Dan di sana, gue melihat banyak sekali lecet-lecet di punggung Ibu. 

Tapi Ibu nggak ngeluh sedari pagi tadi. Gila ga sih. Padahal dia sendiri juga dalam keadaan sakit dan luka-luka, tapi dia gamau nunjukin itu di depan anak-anaknya. 

Sebelum masuk waktu sholat isya, gue pulang ke rumah. Rencananya biar Ibu dan Ayah aja yang ngejaga kakak di rumah sakit. Sementara gue di rumah jagain anak-anak kecebong dua bijik.
Sebelum pulang, gue sempat memperhatikan kakak lekat-lekat. 
Wajahnya udah ga keliatan kayak wajah lagi. Gatau dah udah bentuk apaan. Pipinya lebam, bibir atasnya luka sampe tembus ke bagian dalem, pipinya lecet, pokoknya udah ga berbentuk wajah lagi. Kasian. Gue pengen nangis aja.
Di jalan pulang, gue mengenakan helm kakak yang ia pakai tadi pagi. Helm yang masih tersisa bercak darah di bagian kaca depannya. 

Di jalan pulang, gue nangis.

Gue tau, kakak adalah perempuan kuat dan hebat. Dia pasti BISA bangkit lagi. Dia pasti bisa lebih percaya diri lagi.

Bodo amat dengan tanggapan orang. Toh, yang selama ini dilihat dan diingat orang itu adalah prestasinya, perjuangannya, apa yang ia dapatkan, bukan wajah yang penuh luka sekarang ini.




For you,
Keep your spirits up



You May Also Like

33 comments

  1. Wulaaaaaan! Ya Allah, mewek aku bacanya euy. Itu kenapa lagi malah mikirin angsa? Hatinya di mana? Potong aja semua angsanya, terus masak di kuali! Nona minta dansa, dansa 4x!

    Eh salah. Maap :(

    Semoga kakak kamu cepet sembuh. Semoga masih rejeki untuk jadi banker. Aamiin. In Shaa Allah. *peluk erat dari Jakarta*

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya Bebyyyyyy... jangan mewek :'D
      Auk tuh. Malah mempermasalahkan angasa. Huh

      Wkakaka malah nyanyi

      Amin ya Allah. Makasih ya Beby. :*
      *peluk kenceng kembali dari Pku*

      Delete
  2. Syedih ceritanya.
    Semoga kakak cepet sembuh, bangkit lagi, percaya diri lagi, syantik lagi ya, Pev. Aamiin

    ReplyDelete
  3. Semoga kakanya lekas sembuh y
    Lupakan kesalahan si peternak itu
    Ikhlaskan semua
    Maafkan dia
    Insyaallah kakakmu segera diangkat penyakitnya

    ReplyDelete
    Replies
    1. Amin amin. Makasih bang Niki yang tumben komennya bener.

      Aku udah lupain si peternak itu kok bang. Ngeselin abisnya.

      Delete
  4. :(
    Cepet sembuh kakaknya wulaan. :*
    Semoga lekas pulih, dan dapat beraktifitas seperti biasaa.

    That why adibah paling sebel kalo naik motor di jalanan kampung, suka banyak hewan yang keliyaran sembarangan di jalan, apalagi kalo malem udah gelap, malah waktu itu hampir nabrak kambing, tapi karna kambingnya bunyi jadi gak jadi. :(

    ReplyDelete
    Replies
    1. Terimakasih Adibahkuu :*
      Amin.

      Nah iya, ngeselin kalo piaraan sampe keliaran di jalan.
      Kamu tiati kalo bawa motor ya Dib.

      Delete
  5. eh maaf, itu kayaknya Oktober ya?

    terharu banget waktu ibu punggungnya lecet lecet tapi gak mengeluh.. iyalah, pasti lebih mikirin kondisi kakakmu..

    ya Allah, semoga kakakmu cepet sembuh ya..

    ReplyDelete
    Replies
    1. Hehehee iya maksudnya Oktober. Udah diedit. Makasih Arum :D

      Iya, ibu jarang ngeluh :)) hebat.
      Amin. Kalian baik-baik banget sihh :)) ntar aku tunjukkin komen ini semua ke kakak aku yaa :*
      Makasih Arum :)

      Delete
  6. Inalillah...
    Asli lan, gue ikut emosi pas baca bagian lo bedebat itu. Mungkin kalau gue pas diposisi lo dan ibu2 yg punya angsa bilang gitu, gue mau sumpelin mulutnya pakai angsa dia yang udah mati.

    Sekarang gimana keadaan mama sama kk lo?

    ReplyDelete
  7. Oh ini ternyata. Ya ampun, bego banget yang punya angsa. Nggak mikirin orang lain, yang sedang kecelakaan parah. Semoga lekas sembuh Kak Imel.

    ReplyDelete
  8. :"((
    Kakaknya Wulan hebat, euy. Hebat bgt. Semoga selalu sabar ya menghadapi ujian ini :((
    Ikutan kesel sama ibu ibu itu. Bisa bisanya nuntut padahal orang lain lagi susah ih. Sebel.
    Orang tua emang gitu ya, Lan. Yg penting mah anaknya, lg sakit atau apa ngga dirasain huhu

    ReplyDelete
  9. baca ini jadi pengen nangis. ya Allah... :')
    aku turut berduka ya Teh Wulan. sekarang gimana kabar Kakaknya? semoga lekas semubuh.

    sumpah sih aku ikut kesel greget sama pemilik angsanya. lagian punya hewan ternak nggak dijaga. di aku juga ada yang nyampe gitu. cuman bedanya bukan angsa. kambing. :(

    ReplyDelete
  10. Ya allah. Deg2an gue bacanya. Ikut emosi pas bagian debat sama pemilik angsa. Semoga kakaknya cepet pulih dan sehat lagi ya. :')

    ReplyDelete
  11. Mata gua berkaca-kaca. :')

    Cepet sembuh ya, Lan! Semoga cepat pulih dan berprestasi lagi.

    Yang punya hewan ternak asli minta digampar kalo masih minta ganti rugi. :))

    ReplyDelete
  12. Hmm ga habis pikir sama yang masih minta ganti rugi angsa.
    Subhanallah, semoga orang orang yang begitu di sadarkan ajalah hatinya..
    Sedih bacanya, padahal kemarin aku baru liat di ig kamu itu kakak kamu penang pemilihan putri pariwisata itu ya wulan?
    Hmmm semoga lekas sembuh ya kakaknya wulan.
    namanya rahayu juga ?
    Sama dong?

    ReplyDelete
  13. Gahabis pikir gw ada manusia yang masih mikirin "angsa" disaat ada orang yang kcelakaang disebabkan si "angsa",hatinya dmana?
    Lekas sembuh la ya kakakmu Kak

    ReplyDelete
  14. INI SEDIH, LAAAAAN. HUAAAA. AKU UDAH ADA BACA SIH DI KANTOR BEBERAPA HARI YANG LALU. CUMAN NGGAK SEMPAT NINGGALIN KOMEN. SEKARANG BACA LAGI DAN NGERASA SEDIH LAGII. :(((

    Cepat sembuh ya buat kakak kamu, Lan. Aku sedih pas bagian Ibu kamu itu. Ibu kamu sedih banget sampe bilang kayak gitu, Lan :(((

    Tapi aku nahan ngakak sih pas kamu Kasih tau kalau naik ambulance itu kayak naik angkot. Bajingak. Sempet-sempetnya ini Wulan ngelucu. Njiir.

    Huufh. Yang tabah ya, Lan. Salam buat kakak kamu ya. :")

    ReplyDelete
  15. INI GW JADI BINGUNG DENGAN TULISAN YNG KMU TULIS LAN. ANTARA SEDIH, MARAH, LUCU, TEGANG SAMA KASIAN.
    GW SNDIRI MALAH TMBAH BINGUNG GW HARUS KOMEN NYA KETAWA APA KASIAN...
    Lucunya itu pas ktemu si ibu2 siluman angsa. Bukan nya gk kasian eh, malah minta ganti rugi sama angsanya yang mati. BNGST! x_x

    Bdw, padahal baru aja kmarin gw komen soal kk kmu yg di kontes kecantikan klo fotonya kejauhan, eh, mlah dapat musibah gini ya lan. Sabar lan, stidaknya mama kmu baik2 aja dan smoga kakak kmu cpat smbuh :)

    Oiya, skarang kabar kakak kmu gmanan lan?

    ReplyDelete
  16. menarik sih artikelnya.. tapi harus benar benar fokus membacanya

    ReplyDelete
  17. Gila lu ah, abis nangis nyeka air mata aku jdi ketawa. Ah bisa kali :( Kakak sekarang gimana? sudah mendingan?

    ReplyDelete
  18. Sedih :'(
    Musibah itu emang engga ada yang tahu ya Lan. Kadangkala saat kita udah berhati-hati banget, musibah masih tetep aja nyamperin. Aku juga kesel sama pemilik hewan ternak yang ngebiarin hewan-hewan mereka berkeliaran, giliran dicuri atau ditabrak, malah nyalahin orang lain. Aku salut sama ibu kamu, Lan. Ya Ampun. Salut sama kamu juga, keliatan banget kalo kamu sayang banget sama kakakmu, yaiyalahhhh namanya juga saudara kandung. Semoga kakak kamu cepet sembuh ya, Lan. :"

    ReplyDelete
  19. Dibalik setiap masalah dan cobaan, semua ada hikmahnya kok, dan itu semua yang membuat kita semakin kuat. :D

    ReplyDelete
    Replies
    1. tukang service yang punya bakat menjadi motivator. :D

      Delete
  20. Aduhhh kak kuntum get well soon yak, sedih n ikut ngilu liat fotonya ulan
    Eh iya emang pihak bank suka tilponnya sore2 dek ulan #pengalaman dulu sebar2 cv ke bank, trus dikasi tau sesi tesnya sore2 bilangnya suru dateng besok en ga tau alamatnya dimana huhu
    Cari kerja itu butuh perjuangan emang
    Ya Alloh ikut gemes yg malah permasalahin ternak huhu

    ReplyDelete
  21. Mba Rahayu ini bikin akau sedih aja bacanya..hik..hik..hik.

    ReplyDelete
  22. ya Allah.. sedih banget bacanya. :'(
    get well soon buat kakakmu yaa
    sing sabarrr...

    ReplyDelete
  23. Semoga lekas sembuh dan diberi kesabaran ya buat kakaknya kak wulan :)
    Dari kejadian ini pasti ada hikmahnya.

    ReplyDelete
  24. tisu mana tisu... semoga lekas sembuh ya kakanya...

    Salam kenal
    www.travellingaddict.com

    ReplyDelete
  25. Setelah loh bilag kambing Guee jadi ingett sama teman gue yang sering ngebilangin gue Kambingg, ehh kamu kalau di SMS di waktu magrib liat kambing mulu yahh, untuk ibunya semoga Fine fine ajahhh

    ReplyDelete
  26. inaalillahi. semoga kakaknya cepet sembuh mba..
    salam kenal

    ReplyDelete

Komentarnya ditunggu kakak~